Memahami Tuhan dengan keterbatasan

Posted on

Waktu kecil selalu hadir dalam pikiranku tentang siapa diri ini,makhluk apa di balik kesadaran ini? Kenapa seolah olah hanya sang Aku yang hidup,sedangkan orang-orang lain tidak dapat kurasakan.

Terlintas di pikiran, Aku pasti adalah Tuhan,karena aku,ya aku merasakan hembusan angin, dinginya air, seolah olah kesadaran hanya milik roh ini,tak kurasakan orang lain terkena api akan berasa apa?..hanya yang disampaikan melalui telingaku atau mataku baru kurasa rasa dia kepanasan (sepertinya). Dalam pikiranku bergaung:’setelah kematian tubuh ini,aku kan kembali ke Tahtaku..dan makhluk ciptaanku mati semua,lalu Aku mau melakukan apa?bagaimana melewatkan waktu?sepertinya menjadi Tuhan sangat membosankan’.

Keringat dingin mengucur andai pikiran itu muncul..ketakutan itu masih dapat kurasakan bahkan pada saat menulis artikel ini.

siapakah aku?akan kemanakah kelak?bagaimana melewatkan waktu kelak?.

Seiring berjalanya waktu,kusadari bahwa intelektual,logika,pengetahuan,dan ketidaktahuan sendiri bisa jadi batu sandungan buat kemajuan batin..
Banyak waktu kuhabiskan untuk mencari informasi tentang ketuhanan,tetapi malah seperti seolah olah membohongi diri(meski tujuanya mengelus ego) dengan cerita2 yg jelas dibuat oleh manusia bukan Tuhan.
Berlatih mengamati pikiran,perbuatan, dan ucapan itu jelas lebih penting sekarang..paling tidak aku tahu apa yang harus kulakukan.

Leave a comment